25 December 2017

tengah malam

tepat limas belas menit sebelum jam menunjukan pukul dua belas malam,

bertemankan kegelapan dan rindu,

mata ini masih terjaga,

 juga dengan semua kegelisahan yang bersarang dikepala,

kini baru ku tau,

tidak ada yang baik-baik saja dalam perpisahan.

18 December 2017

Berat

Mencintaimu itu berat, belum lagi ditambah rindu, ditambah lagi otakku yang tak pernah berhenti memikirkanmu, makin tambah berat.

Jangan lagi tambahkan beban hidupku dengan cemburu.

Serakah!

Dasar serakah!

Sudah aku cintai masih saja kurang cukup.

Sekarang kamu mau apa?

Mau aku juga rindu?

15 December 2017

Tetap sama

satu hal yang perlu kau tau, aku akan tetap dengan pendirianku

jika dulu aku berkata kalau aku selalu mencintaimu, sudah kupastikan hingga detik ini perkataan itu tetap berlaku

aku tidak peduli jika kau tidak juga membalas cintaku, nyatanya memang sedari dulu kau begitu

aku akan selalu cinta, dan aku tidak perlu pendapatmu

kamu dan bintang

langit malam yang tenang dengan penampakan bintang yang terlihat lebih terang dari biasanya

indah dari yang terindah, walau bukan yang paling terang dari benda langit lainnya

aku memang pemuja sagala keindahan bintang, sekalipun bintang jauh dilangit

dan tahu kah kamu?

kalian sangat mirip, kamu dan bintang

sama-sama ku puja, tapi tak pernah bisa ku gapai




Si maha sempurna

kau tak akan mengerti bagaimana cintaku, melihat kearahku saja bahkan kau tak sudi

kau tak akan mengerti bagaimana sepiku, saat rindu selalu menggangu ilusi tengah malam

membayangkanmu adalah luka, saat hanya sikap acuhmu yang selalu kau bagikan

aku ini juga manusia, bukan iblis penggoda yang terus kau hindari

aku hanya cinta, mengertilah

cobalah kau melihatku, tetapi bukan dengan tatapan menjijikan yang selama ini kau tunjukan untukku

sebentar saja, biarkan aku merasakan cinta pertamaku terwujud



Harus rindu!

Jangan jauh, aku rindu.

Aku kacau kalau merindu.

Bisa-bisa seharian menjadi sendu.

Dan jika rindu tak terbalas, aku bisa menjadi abu.

Sini mendekat, biar rindu melebur menjadi candu.


Pusat cahaya seluruh bumi

aku ini kegelapan yang terasingkan oleh ribuan cahaya

terkurung seorang diri menahan ketakutan, dan kesunyian yang perlahan membunuh

tolong!

tolong aku!

setidaknya berikan aku sedikit saja cahaya, agar aku tidak terlalu redup jika ingin bersanding deganmu, Matahariku..

11 December 2017

Tahu diri

Aku ini hanya tahu diri,

Mengagumi tanpa pantas memiliki.

Aku? Siapalah aku ini, sekedar menatap matamu pun aku tak sampai hati.

30 September 2017

kehilanganmu

secangkir teh hangat, teman diantara dinginnya malam menjelang

hati kian mengigil teringat pilunya perpisahaan

aku bagaikan layu, kehilangamu didalam hidupku

hidupku seperti tak terarah, terombang-ambing antara mimpi dan nyata 

dan, hingga ku tenggak habis tak tersisa teh ku yang mulai mendingin, rasa sakit ini tak larut juga

hujan malam ini

Malam ini hujan turun, tidak terlalu deras tetapi anginnya bertiup kencang

sial, rindu ini semakin menjadi-jadi

semakin hari rindu ini semakin liar

terus mengebu tak bisa tertahan

aku harap rindu ini ikut terbawa angin kencang malam ini

tetapi nyatanya hingga hujan malam ini mereda, tidak sedikitpun rindu ini menguap

rindu ini tetap berharap agar segera terbalaskan

asal kau senang

Jika ada kata yang lebih tulus dari ikhlas, tolong beritahu aku

aku tidak pernah berharap lebih atas semua rasa yang ku miliki ini

tidak denganmu, aku tidak apa-apa

tidak juga bersamamu, aku tidak apa-apa

tidak juga dicintaimu pun, aku tidak apa-apa

aku ikhlas! asalkan kau selalu senang

Kau

kau, seseorang yang hanya bisa ku nikmati dari balik jendela kelasku, ditengah riuhnya perhitungan logaritma

aku hanya bisa mencintaimu dalam diam, dan meredam rindu ini sendirian

jika nanti

Jika nanti cinta ku tidak terlihat lagi

doa ku tidak akan pernah terhenti untuk mengiringi setiap langkahmu

dan jika nanti rindu ku tidak terlihat lagi

bait puisi ini menjadi bukti bahwa aku pernah merindukanmu begitu dalam

favoritku!

mata itu! objek terindah yang selalu ingin lama-lama ku tatap

karena hanya menatap mata itu, munculah segala rasa

dan selalu rindu jika sehari saja tidak menatapnya

mata indah berwarna coklat terang, penyebab segala keresahan

aku selalu rindu

Dimalam sunyi tanpa bintang

raga ini masih saja tercekik rindu

ingin aku memelukmu dan tak melepaskannya lagi

tapi apa daya, jarak memegang kuasa penuh

sayang, aku mencintaimu lebih dari selamanya

tunggu

Sayang, jangan pergi

bertahanlah lebih lama lagi

tunggu sampai cinta ini mulai mereda

23 August 2017

Kalah

Aku ingin menjadi hujan untuk kamu yang membenci teriknya matahari, tetapi kamu lebih memilih berdiam diri dirumah

Aku ingin menjadi pagi untuk kamu yang membenci malam, tetapi kamu lebih memilih bangun disiang hari

Aku ingin menjadi hari esok untuk kamu yang membenci hari ini, tetapi kamu lebih memilih mengungkit semua masa lalumu

Lalu, dengan cara apalagi agar aku tidak selalu kalah untuk mendapatkan cintamu?

19 August 2017

mati

Hanya dalam kegelapan aku merasa hidup, saat putih tak lagi menyilaukan

saat mimpi beralih menjadi membunuh, mematikan segala harapan

aku mati, bersama semua mimpi yang ku miliki

281 hari

281 hari sudah dia pergi meninggalkan ku

malam-malam yang ku jalani tetap sama, kosong seperti tak bernyawa

dinginnya malam yang menusuk, mematikan semua aliran pembulu darah

raga ku memang baik, tidak dengan jiwa ku yang lumpuh

10 May 2017

Semoga saja

Aku kehilangan bintangku

Bintang yang selalu menerangi gelapnya malamku

Bintang yang selalu menjadi alasan ku untuk tersenyum

Bintang yang selalu menjadi teman setiaku

 Ah sudahlah,

Mungkin mentari pagi akan datang, menggantikan kehadiran bintangku

Ya, semoga saja

26 April 2017

Perpisahan (5/5)

hujan lebat malam ini menjadi saksi. Mulai hari ini aku sudah mengikhlaskan kepergianmu, menjadikan perpisahan kita lima tahun lalu kenangan terindah didalam hidup ku. Setelah lima tahun bersikeras mempertahankan perasaan ini sendiri, kini aku menyerah. Nyatanya aku tidak cukup kuat untuk terus bertahan sendiri memperjuangkan cinta ini.

Aku tidak ingin egois sepertimu, pergi tanpa perduli. Aku juga perlu bahagia, jadi mulai sekarang aku sudah mengikhlaskanmu. Mungkin rindu ini masih ada, walau tidak sebanyak dulu. Tapi aku berani bersumpah, rasa cinta ku untukmu sudah tidak ada lagi. Perasaan ku padamu sudah mati, mati bersama penantian lima tahun ku yang sia-sia.

Aku ikhlas Tuhan atas perpisahaan ini, walaupun aku masih tidak tau apa penyebab perpisahaan ini. Aku ikhlas Tuhan, membiarkan dia memilih bahagianya yang lain. Aku ikhlas. Aku ingin melanjutkan hidup ku, membangun bahagia ku yang baru.

Terimakasih karna telah memberikan kebahagian walau akhirnya berlalu. Semoga kau mendapatkan apa yang kau inginkan. Aku tidak pernah menyesal mencintamu begitu dalam. Aku harap selamanya kita akan tetap begini, tidak pernah bertemu lagi. Biarkan kita hidup masing-masing dengan pilihan kita yang baru, tanpa perlu mengganggu lagi satu sama lain.

Akhirnya aku tidak merasakan sesak itu lagi. Dan mulai sekarang aku tidak akan lagi membenci hujan. Karna hujan tidak sepantasnya dibenci hanya karena menjadi latar belakang perpisahan kita lima tahun lalu.

Setelah lima tahun membenci setiap kali hujan turun. Akhirnya malam ini, aku kembali terhanyut oleh indahnya setiap rintik hujan yang turun.

25 April 2017

Perpisahaan (4/5)

Malam ini hujan turun lagi, tepat sudah dua tahun semenjak kau pergi. Jangan tanya bagaimana perasaan ku sekarang, karna hati ku masih saja tertuju padamu. Hujan yang turun malam ini sangat lebat, ditambah dengan suara petir yang menggelegar. Ah aku semakin membenci hujan.

Aku merindukanmu. Rindu genggaman tanganmu, rindu hangatnya pelukanmu, rindu setiap senyumanmu. Inti dari semuanya aku sangat merindukanmu, apa perlu aku jabarkan semua kerinduan ku agar kau percaya. Sepertinya akan sia-sia saja, karna aku yakin kau sudah melupakan ku. Kau egois, mengapa cuma aku yang masih kesakitan menahan rindu. Sedangkan kau mungkin sekarang sudah bahagia dengan cinta yang baru, mengingat ku saja bahkan tidak.

Tuhan mengapa kau mempermainkan takdir ku. Jika memang niatmu memisahkan ku dengannya demi kebaikkan ku kelak, mengapa sampai saat ini rasa ini masih saja sama.

Kali ini aku pasrah, aku pasrah dengan takdir ku. Biarkan saja takdir bebas membawa ku kemanapun yang ia mau. Satu yang pasti. Dua tahun setelah kau pergi, cinta ini masih saja sama. Rindu ini juga masih tertuju padamu, dan selalu mengiba agar berujung pertemuan.

23 April 2017

Perpisahan (3/5)

Setahun sudah sejak kepergianmu, dan aku masih saja membenci hujan. Seperti hujan yang turun malam ini, terus saja mengingatkan ku pada perpisahan kita yang  menyakitkan. Entah mengapa disetiap rintik hujan yang turun, seperti menggambarkan setiap adegan perpisahaan itu. Menyakitkan, semuanya masih saja tergambar jelas walaupun sudah setahun berlalu. Udara dingin malam ini semakin menusuk tubuh ku. Mengingatkan ku pada kesendirian, pada rindu yang tak berujung dengan pertemuan dan pada cinta yang tak selalu berakhir bahagia.

Setahun sudah kita berpisah, setahun pula kita tidak pernah saling mengirim pesan lagi, walau hanya untuk menanyakan kabar masing-masing. Kita benar-benar seperti orang asing. Kalau boleh jujur, sampai saat ini aku masih berharap kau menemui ku dan menjelaskan semuanya. Menjelaskan mengapa kau mengucapkan kata pisah setahun lalu, karna sampai detik ini juga aku belum mengetahui mengapa dengan teganya kau membunuh semua rasa cinta yang ku berikan padamu.

Terserah jika kau ingin menyebutku bodoh, karna masih saja merawat sisa-sisa cinta ku ini dan belum juga merelakan kepergianmu. Aku ingin sekali membencimu, tapi cinta ku lebih mendominasi. Apa aku egois karna masih saja mengharapkamu kembali.

22 April 2017

Perpisahan (2/5)

Hujan yang turun malam ini mengingatkan ku pada rasa sesak yang masih saja aku rasakan, walaupun sebulan sudah kau memutuskan untuk pergi. Nyatanya memang tidak mudah untuk merelakan orang yang sangat kita cintai, setelah dengan terbiasa melewati semuanya bersama. Sekarang semuanya tidak lagi sama, hidup ku tidak lagi semenyenangkan dulu. Saat dimana kau masih disisi ku. Tuhan mengapa masih saja sesak saat aku mengingat semua tentang dirinya. Aku merindukannya, sangat merindukannya. Masih tergambar jelas saat kau menggenggam tangan ku. Aku menyesal saat itu membiarkan kau melepaskan tangan ku, seharusnya aku menahanmu agar tidak melepaskan genggamanmu, mungkin sekarang kau masih disisi ku.

Sampai sekarang aku masih saja tidak mengerti mengapa kau meninggalkan ku, apa selama ini hanya aku sendiri yang mencintaimu begitu dalam dan kau mencintai ku sebutuhnya saja. Ah malang sekali nasib ku, dengan mudahnya memberikan seluruh hati ku tanpa memikirkan resikonya. Apa sekarang kau sudah bahagia, setelah kau meninggalkan ku. Atau mungkin kau sudah memiliki pengganti ku. Huh tiba-tiba saja sesak didada ku semakin menghimpit. Selalu saja seperti ini saat aku mengingatmu.

21 April 2017

Perpisahan (1/5)

Pada malam itu, malam indah diiringi dengan turunnya hujan. Kau datang dengan senyum terindahmu, walapun seluruh tubuhmu basah karna air hujan. Aku sangat bahagia, aroma hujan membaur dengan aroma tubuhmu. Tanpa basa basi aku langsung memelukmu, meluapkan segala rasa rindu yang menyesakkan dada. Ingin sekali aku memberhentikan waktu, agar aku selamanya bisa memelukmu.

Ternyata kebahagian ku hanya sampai disitu. Bagaikan tersambar petir, kau ucapkan kata-kata yang tak pernah ku fikirkan akan kau ucapkan. Kau mengucapkan kata pisah, setelah semua yang telah kita lalui selama ini. Sakit, sakit sekali saat kau ucapkan kata itu. Dada ku sesak. Aku tidak bisa merasakan apapun. Air mata terus mengalir bersama derasnya hujan. Setelah kau mengucapkan semuanya, kau kembali memeluk ku. Bukan, bukan pelukan hangat seperti biasanya. Ini adalah pelukan perpisahan. Lalu kau pergi begitu saja, menyisakan aku yang masih luruh ketanah. Sesak Tuhan, hati ku sesak. Semua badan ku seperti tidak berfungsi. Aku seperti mati.

Orang yang ku cintai pergi, menghilang ditengah derasnya hujan. Untuk pertama kalinya, aku sangat membenci hujan. Hujan malam itu mengantarkan kabar buruk, sebuah perpisahan yang menyakitkan. Hidup ku tidak adil, baru saja aku merasakan kebahagian. Dengan seenaknya kebahagian ku direnggut secara paksa.

Aku benci hujan, dan aku benci cinta. Semuanya sangat menyakitkan.

19 April 2017

Hatiku Selembar Daun - Sapardi Djoko Damono

Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput

Nanti dulu, biarkan aku sejenak berbaring di sini

Ada yang masih ingin ku pandang

Yang selama ini senantiasa luput

Sesaat adalah abadi

Sebelum kau sapu taman setiap pagi



**
Suka bgt sama puisi ini gatau knp, tp emg semua puisi Sapardi Djoko Damono ku sukaaaaa:))

Kisah usang

Kita telah hidup masing-masing

Berhenti mencintaimu adalah jalan yang ku pilih

Kebiasaan baru ku dengan tidak lagi mengharapkanmu dan meyakinkan diri bahwa kau hanya sekedar masa lalu

Kau seseorang yang pergi tanpa peduli dan menghancurkan hati

Hingga kita bertemu kembali

Kau datang mengungkit semua yang pernah terjadi

Aku menganggapmu sebagai orang asing

Seperti orang-orang yang kutemui dikeramaian

Kita hanya perlu bicara sekedarnya, tanpa perlu membahas semua yang dulu pernah terjadi

Karena orang yang telah menyakiti tak pantas diberikan kesempatan apa-apa

Dan memaafkannya hanya akan menimbulkan luka yang sama

Dan aku tidak akan membiarkan itu semua terjadi

Besar kepala

Lalu setelah kau memutuskan pergi dari ku, kau berfikir bahwa aku tidak akan bisa melupakanmu seumur hidupku?

Menangisimu setiap malam sambil meraung-raung?

Memohon kepadamu agar kau kembali kepadaku?

Oh sayang, aku tidak semenyedihkan itu

Nyatanya setelah kau memutuskan untuk pergi, hidupku masih terus berjalan

Aku tetap melanjutkan hidupku tanpa beban sedikitpun

Kau terlalu besar kepala sayang, jika menganggap bahwa kau adalah segalanya

Merasa diri bahwa aku selalu membutuhkanmu

Buang semua khayalanmu itu, aku tidak serendah dan sebodoh itu

Satu yang perlu kau tau

Setelah kau pergi, aku kembali menikmati hidupku yang sangat indah tanpa ada  kehadiran parasit sepertimu

Jatuh

Aku pernah jatuh cinta kepada seseorang dengan teramat dalam

Hingga aku tidak sadar bahwa hal tersebut dapat membunuhku secara perlahan

Orang yang aku cintai mengkhianati ku dan lebih memilih orang lain

Melupakan semua yang telah ku perjuangkan selama ini

Dia bilang dia tidak membutuhkan ku lagi, setelah ku serahkan seluruh hati ku untuknya

Dia pergi dan membunuh semua perasaan cinta ku hingga sekarat

Dulu yang aku tau cinta itu sangat indah, sebelum dia hancurkan semuanya

Kini baru aku tau, cinta hanya dapat membuat luka yang teramat dalam

Sendiri

Perlahan semua menjauh

Sampai akhirnya semuapun pergi

Tak ada yang tersisa

Hanya aku sendiri disini

Berteman dengan sepi

Hidup dengan kehampaan

Mencoba bertahan dalam diam

Dan aku hanya bisa berharap, semua ini akan segera berakhir